Wednesday 21 March 2012

JOMBANG SENYUMMU TERLALU MEMPESONA

ws_The_Valley_1680x1050.jpg“ALHAMDULILLAH, sebentar lagi nyampek” guman pemuda itu sambil melirik jam di hanpondnya. Ia sesekali melihat keluar bus puspa yang membawanya. Beberapa kali ia ucapkan tahmid, saat ia melihat hamparan hijau persawahan yang menyejukkan matanya. Subhanallah, begitu indah ciptaanmu Rabby… guman hati kecilnya bersyukur.
“terminal, terminal, terminal..teriak kernet bus mini itu membuaat faris berdiri siap-siap untuk turun. Bismillah, ucapan yang sangat dianjurkan dalam islam ketika memulai hal yang baik itu keluaar dari bibir Faris. Sejenak ia membetulkan tas dipunggungnya. Pandangannya melihat sekitar, begitu teduh suasana terminal mungil ini, bisiknya dalam hati. Sebuah terminal yang paling teduh, tidak bising, tidak semrawut sebagai mana terminal lain yang  perna ia singgahi.
“ mau kemana mas?” seorang kernet bus jurusan antar  profinsi menghampirinya. Faris hanya tersenyum sambil menunjuk suwatu tempat. Masjid, faris ingin menunaikan sholat dhuha sebelum berziarah kemakan kiai hasyim asy’ari dan keluarga. Ditengah perjalanan faris tak henti-hentinya takjub dengan pesona jombang. Selogan jombang beriman benar-benar berimpas kepada penduduknya. Para pengamen pun turut menebarkan tembang-tembang islam. Masya Allah, sebuah kota yang sangat menakjubkan. Puji faris dalam hati.
Subhanallah, faris tak henti-hentinya bertakbir memuji dan bersyukur, didepan pandangan alam begitu indah. Sebuah keindahan yang tidak perna ia bayangkan, puluhan istana megah bertabur batu mulia. Gemericik arus sungai yang merdu seakan menambah kemolekan taman indah yang faris tidak perna ia temukan sebelumnya. Mendadak dada faris bergemuru. Yaya!. Seorang jelita yang beberapa mingu lalu ia temui, seorang dara yang mengetarkan hatinya,  seorang gadis yang begitu mempesona, seorang berjiblab anggun yang keindahan aura wajahnya masih terbayang sampai saat ini. Jelita yang kecantikannya membela semesta itu ada dihadapannya!.
“kok kamu ada disini dik?” Tanya faris sedikit kaget, ia tidak percaya kalau akan bertemu dengannya. Cahaya bening mata jelita itu tela mebuat detak jantungnya tak bernada. Yang ditanya hanya tersenyum lembut, masya allah,.. lesung pipi kirinya membuat dada faris tak karuan.
“kita liat-liat sekitar yuk mas?” faris tidak dapat menolak, mana mungkin ia berdaya ketika berada dihadapan yaya?. Jelita itu membuat sendi-sendi tubuhnya rapuh.
“indah yah mas?” faris hanya mengganguk pelan, jatung makin brdetak tak menentu ketika pandangan beradu dengan yaya. Ya allah, begitu indah lukisanmu, begitu mempesona sulamanmu, jerit faris dalang relung hatinya. Faris tidak tahu bagaimana meluapkan kebahagiaannya, jalan setapak yang begitu bersih membuad dirinya tak henti-hentinya bertasbih, taman-taman kecil dengan seribu bunga tertata  rapi didepan istana-istana megah, membuat faris selalu memuji dan bersyukur. Dan, berjalan dengan seorang jelita yang menjadi cahaya di hatinya begitu menghentak lubuknya. Hentakan itu mustahil diuraikan dengan sebuah kata. Gemerlap pernik-pernik kerlip bintang yang eksotis, seterang senyum purnama yang mengagungkan, belum menandingi keindahan dan keelokan rangkaian syahdu disanubarinya. Seakan, percik-percik air sungai yang bening disepanjang jalan beralun nada-nada merdu, menumpahkan getaran-getaran yang menghiasi lubuknya yang bersenandu rindu.
“mulai kapan adik pakai cincin?” yang ditanya hanya tersenyum sambil menunjukkan cincin dijari manisnya.
“di kasih teman mas”
“itu kebesaran dan kaya’nya tidak cocok buat adek, coba pakai cincin ini” faris kemudian melepaskan cincin di tangannya dan memakaikan ke tangan yaya. Gadis itu hanya diam menurut sambil tersenyum, faris tidak tau kenapa ia berani menyentuh gadis itu.
“wah, pas mas..” ucap yaya girang, melihat cincin itu pas dan cocok ditangan nya. Sedangkan faris, merangkai juntai-juntai keindahan dalam dadanya.
 “ini buat mas ya” jelita itu memegang tangan faris dan memakaikan cincin.
“hem, kaya’nya itu cocok untuk mas faris deh” kata yaya dengan senyuman yang menohok jantung faris. Begitu indah.
“kita kesana yuk?” faris menoleh ketempat yang dituju yaya.
“kaya’nya ada keramaian tuh mas” tambah gadis itu.
“itu kan jauh dek” kata faris sambil memanjangkan lehernya menengadah.
ws_Columbia_Lake_1680x1050.jpg“ada sepeda pancal tuh mas” mau ga’ mas faris boncengin adik?” faris tersenyum mengiyakan. Faris seketika menemukan keindahan yang mencapai puncaknya. Tidak ada pesona yangmelebihi ia rasakan, tidak ada kesyahduan selain kesyahduan yang ia rasakan. Sepertinya ia ingin sekali melukis kanfas semesta untuk meluapkan kebenderangan isi hatinya. Faris menoleh kebelakang, masya Allah.. senyum yaya semakinmengetarkan hatinya.
@@@@
“sudah sampai babat mas”
“astagfirullah..”  faris menghela nafasnya dalam-dalam. Ada beberapa getaran dihatinya yang masih ia rasakan. Ya Allah.. keindahan itu hanyalah sebuah mimpi? Jerit faris dalam hati. Ia sangat sadar kalau percik-percik samar yang berdetup dilubuknya hanya sebuah fragmen yang tidak benar-benar nyata. Hanya sebuah mimpi. Yah, hanya mimpi. Faris makin yakin ketika ia cubit kulitnya, sakit dan nyata.
Faris menumpahkan segala gemuru dadanya dalam hempasan nafas yang dalam. Alisnya sedikit menyatu, handpone disakunya bordering. Sms pikirnya.
Udah yampek mana mas? Ati2 dijalan ya.. jangan lupa sms adek kalau nyampek. Adikmu, yaya.
Astagfirullah… kembali denyut nadi dan suasana hati faris berhentak, sms itu adalah dari jelita yang menghiyasi mimpinya. Taukah kalau masmu ini merangkai keindahan bersamamu dalam mimpi? Taukah ketika itu kita tukar cincin selayaknya orang bertunangan?  Dan kita menuju suatu keramaian, itukah pernikahan? Rintihan faris yang paling dalam. Ah, astaghfirullah.. faris berjalan gontai. Ia tahu kalau asanya, citanya, cintanya, belum mau menyulam gemertak yang semakinkentara disanubarinya. Hanya dalam mimpinyalah yang sudah mengekang dayanya.








Duhai..
Mengapa hati ini tak selalu berdaya
Saat senyumnya datang menggoda
Kenapa sanubari ini terlalu bergelora
Bila kelebat bayangnya kentara
Rabby..
Kekanglah getar yang merindu
Hapuskanlah detak yang menderu
Buanglah pesona yang menyahdu
Agar isyarat kalbu terus mencumbuhmu
Ya allah…
Demi dzatmu yang maha terkasih
Sulamlah keridhoan dan rahmatmu
Pada setiap derap langka cita dan cinta hati
hamba….
JOMBANG SENYUMMU TERLALU MEMPESONA

@amzamus
01 november 2011
Ketika senyum seorang jelita  Mengetarkan seisi lubuk

PILIH ONTA ATAU TELUR BURUNG PIPIT ??



Agama islam adalah agama yang syarat akan kedisiplinan, terutama dalam hal ibadah. Amaliah sunnah yang selalu dilakukan oleh rasulullah merupakan pedoman bagi kaum muslimin untuk menutupi kekurangan ibadah wajib syari’ah. Ibarat dagangan amaliah fardlu itu adalah hasil dari penjualah modal pokok, sedangkan amalia sunnah merupakan labanya. Maka dari itu, kita mencari pewaris para ulama’ seyogyanya mencari laba dari sunnah-sunnah nabi sebanyak mungkin.
Islam adalah agama yang bahagia dihari jum’at. Hari jum’at merupakan hari-hari yang mulia dibanding hari-hari yang lain. Dimana pada hari itu semua ibadah dilipat gandakan pahalanya oleh yang maha pengasih. Kenapa demikian? Karena komposisi pada hari itu berbeda dengan hari lainnya. Dihari itu ada sholat jum’at, yang keistimewaan nya tak perlu ditannyakan, pada hari itu pula dunia dan seluruh alam diciptakan, dan konon pada hari itu pula seluruh alam semesta akan dimusnakan.
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk datang lebih awal dalam ritual mingguan umat islam. Hal itu berdasar pada hadits shohih:”barang siapa datang kemasjid untuk sholat jum’at setelah mandi janabah (mandi pada hari jum’at yang seperti mandi janabah), apabila datangnya pada saat pertama, maka mendapat pahala seperti berqurban unta, pada saat kedua seperti qurban sapi, pada saat ketiga seperti qurban kambing gibas yang telah bertanduk, pada saat keempat seperti ayam babon (ayam yang sudah besar menurut kebiasaan) pada saat kelima seperti sebesar burung pipit, pada saat keenam sebesar pahala qurban sebutir telur”.
Enam waktu diatas dimulai dari fajar hingga sang khotib keluar dari rumahnya. Namun ironisnya, tak banyak orang-orang yang berbondong-bondong datang dari awal, mereka lebih hobi menjadi yang terakhir.
Tak banyak yang mengetahui akan besarnya pahala yang dapat dijarah pada hari jum’at, sehingga mereka menganggap hari jum’at tak lebih istimewa dari hari-hari yang lain. Fenomena serupa juga terjadi dikalangan mahasiswa yang berdomisili di ma’had, bahkan tak jarang mereka datang lebih akhir dari khalayak awam.
Selai tidak tau akan emas dibalik jum’at yang dianggap sepele. Banyak juga yang tidak menjaga tata karma dalam menyambut jum’at, terlebih sholat jum’at. Para pemuda desa datang kemasjid, dengan pakaian seadanya, kaos pendek, terkadang tanpa kopyah, disela-sela jari terselip sebatang rokok yang mengepul, mendengar khutbah sambil lalu, dengan tak berhenti ngobrol sana-sini, bahkan tidak menghadap kekiblat, tapi timur, sungguh tragis nasib islam pada masa kini.
Padahal jangankan bergurau saat khutbah, bicara, atau menginggatkan orang lain yang bicara saja dilarang, karena dapat menghilangkan pahala sholat jum’at itu sendiri. Lalu bagai mana dengan praktek yang ada?
Tapi, masalah itu tak perlu dikhawatirkan bagi kaum mahasiswa, mereka lebih faham akan hukumnya. Tapi kesunahan menengklengkan kepala saat khutbah berlangsung, apakah masi menjadi tradisi?, jawabannya; masih. Memang banyak dijumpai saat khotib memaparkan petuah-petuah agung, banyak yang terbuai oleh mimpi, sambil menengklengkan kepala, tentunya karena tidur bukan karena khusuk mendengarkan khutbah, parah. Saat dituding para pelakuh berdalih, tidur lebih baik dari pada berbicara, okelah , tapi tidak tidur, menyimak dan berbicara lebih baik dari tidur apalagi bicara.
Selain itu tren lamcing (salam plencing) habis salam langsung angkat sajadah semakin digandrumi, tanpa ada dzikir lain, tak ada fatihah tujuh kali, muawwidzatain tujuh kali, jangankan itu istighfar saja tidak. Padahal jika mau melakukan hal tersebut, wah jaminan do’a nya terkabul sangat besar peluangnya, serta, diampuni dosanya yang telah lewat dan akan terjadi serta dianugrahi pahala sebanyak orang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW.
Tugas kita sekarang sebagai kader masa depan untuk memberikan uswatun hasanah, dengan menjalankan apa yang harus dijalankan.


By : putra mahkota kerajaan langit

Setetes Minyak



Watak manusia adalah pencuri yang lihai,”begitu, kalau tidak salah ingat, perna say abaca buku pedoman belajaran akhlak kelas dua tsanawiyah (waktu itu kitab tahliyah wat targhib). Jangan salah tangkap bukan berarti semua manusia memiliki watak suka mencuri. Ini jauh berbeda. Maksudnya, kira-kira manusia itu sangat lihai dalam “mencuri” prilaku orang-orang disekitarnya.
Hadits nabi sendiri, sebagai rujukan rujukan karya ilmiyah, menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan dalam keadaan islam . lalu, orang tua (dan lingkuingan) yang menjadikan nasrani dan yahudi.
Maka beruntunglah orang-orang yang hidup dilingkungan pesantren. Karena, secara otomatis mereka akan menjadi santri.
Kita tahu, dipesantren ini, kepribadian santri dibentuk bukan dengan bantuan sim salabin atau aba kadabra. Toh disini kita tidak mengenal tongkat sihir dan dapu terbang. Tapi semuah itu dihasilkan dengan latihan dan disip;in menahun, juga kesadaran diri siang malam menekuni ointruksi dan perintah, sampai semuanya melebur dalam satu tubuh. Menyatu dalam diri, kemudian tercermin dalam laku dan ucapan. Santri adalah santri, didalam maupun diluarpesantren, dengan atau tanpa peraturan yang mengekangnya.
Yang ghalib harus seperti itu. Tapi kalau ada satu dua yang tidak, ya berarti pengecualian. Bukankah selalu ada kata kecuali dalam susatu kaidah. Kullu qoidatin “mustasnayat,” begitu kerap saya dengar dari teman-teman ahli bahtsu masail.
Kita menyadari dengan baik, bahwa zaman ber;aku maju. Segala beruba dari waktu kewaktu, termasuk budaya. Ada banyak hal diluar yang dulu sepertinya tabu, tapi sekarang ramai dititru. Didalam tembok kukuh pesantren, segala sesuatu Nampak kendali. Santri-santri terkondisi untuk mengenakan baju santrinya setiap waktu.
Tapi, santri tidak selamnya tingal dipesantren. Suatu saat ia akan turun gunung, agar ilmunya selalu dialap oleh masyarakat. Inilah saya saatnya mengajukan pertanyaan, akankah santri tersebut akan mengenakan baju santrinya, sementara diluar sana ada baju-baju lain yang kelihatan baru dan lebiuh keren?
Saya piker hal seperti ini harus dipahami secara betul-betul oleh pemegang kebijakan dipesantren. Sehingga sejak mula-mula, santri-santri harus diajarkan umtuk mengambil sikap; bagai mana pentingnya, seseorang memeghang prinsip dalam hidup.
Dalam bulu al lkemis, Paulo Coelho bercerita tentang seorang bocah yang hendak menuntuk ilmu kebujaksanaan dari orang terbijak didunia.
“lihat-lihatlah rumahku.” Kata orang bijak itusembari menyerakhan setetes minyak dalam sebuah sendok perak. Ia juga berpesan bahwa jangan sampai minyuak itu tumpah. Selam dua jam bocah berjalan mengelilingi rumahorang terbijak yang super megah itu. Tak sedilitpun perhatian tertuju selain kepada sendok dan minyaknya. Sampai ia kembali menemui gurunya.
Boca itu ditanya tentang kesannya tentang teman-teman, lukisan, patung dan karya seni lain dirumah itu. Tapi mia hanya bisa diam menunduk. Karena memang ia tidak melihat apapun selai sendok dan minyaknya. Maka seorang terbijak itu pun maklum, dan mengulangi intruksinya. “pergilah!lihat-lihat rumahku sekali lagi, “katanya.
Si bocah Nampak senang, ia bergegas memasuki kamar menyusuri ruang dan selasar, seraya mengagumi selera yang tinggi dalam penataan setiap furnetur didalam rumah itu. Ia mengamati patung dan lukisan, serta terkesan pada estetika dalam setiap karya itu. Pada akhirnya, ia keluar dan berlari-lari ditaman, memandang bunga-bungah dan mencium wanginya. Dua jam berlalu dengan cepat, sibocah kembali menemui orang terbijak. Ia menceritaklan apa saja yang dilihatnya dengan penu semangat.
“hmm…  menarik sekali,” komentar orang terbijak, setelah si bocah mengakhiri ceritanya. “Tapi, dimana setetes minyak yang tadi kuprcayaka kepamu?”
Setetes minyak itu sudah tidak ada. “baiklah, anak muda,” kata orang terbijak itu. “tadi katanya kau ingin belajar rahasia kebijaksanaan. Untukmu aku hanya punya satu nasehat sederhana: rahasia kebijaksaan adalah, ketika kau bisa melihat keindahan dunia tanpa kehilangan setetes minyak wijen dalam sendok.”
Dulu saya mencatat baik-baik catatan orang terbijak itu, dan sekarang bolehlah kita renungkan bersama. Setetes minyak didalam kisah diatas, boleh jadi adalah senuah symbol. Barangkali Coelho memaksudkannya sebagai pelambang yang dimaknai dengan apa saja. Terserah kepada pembaca. Tentu bertdasarkan latar belakang dan tingkat pengetahuan mereka.
Sebagai muslim, setetes minyak itu bisa berarti sebuah keyakinan. Dan sebagai santri, tentu saja berarti kepribadian dan etika santri.
Belajarlah apa saja, bukahlah buku-buku yang kau suka, bertemanlah kepada siapa saja, [ergilah kemana kau sanggup melangkah, sampai planet mars sekalipun. Lihatlah jagat raya dan segala indahnya, tapi jangan lupakam setetes minyak wijen dalam sendokmu.
By: putra mahkota kerajaan langit

pembaharuan islam di india dan pakistan


BAB I
PENDAHULUAN

a.       Latar belakang
Dalam kosakata “Islam”, pembaruan digunakan kata tajdid, kemudian muncul berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu modernisme, reformisme, puritanis-me, revivalisme, dan fundamentalisme. Di samping kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu kata islah. Kata tajdid biasa diterjemahkan sebagai “pembaharuan”, dan islah sebagai “perubahan”. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktek-prakteknya dalam komunitas kaum muslimin.
Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam di Pakistan dan india bukan dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman. Terkait dengan ini, maka dapat dipahami bahwa pembaruan merupakan aktualisasi ajaran tersebut dalam perkembangan sosial. Pembaruan Islam merupakan rasionalisasi pemahaman Islam dan kontekstualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan. Sebagai salah satu pendekatan pembaruan Islam, rasionalisasi mengandung arti sebagai upaya menemukan substansi dan penanggalan lambang-lambang, sedangkan kontekstualisasi mengandung arti sebagai upaya pengaitan substansi tersebut dengan pelataran sosial-budaya tertentu dan penggunaan lambang-lambang tersebut untuk membungkus kembali substansi tersebut.




b.      Rumusan masalah
1.      Bagai mana terjadinya pembaharuan islam di india dan para pemikirnya
2.      Bagai mana terjadinya pembaharuan islam di pakistan dan para pemikirnya






c.       Tujuan
Setiap makalah memiliki tujuan begitu pula makalah ini, adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mngetahui bagai mana terjadinya pembaharuan islam di india dan para pemikirnya
2.      Untuk mngetahui bagai mana terjadinya pembaharuan islam di pakistan dan para pemikirnya















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pembaharuan Islam Di India
Penduduk muslim republic india, yang berdiri pada tahun 1947 sebagai Negara penerus bersama Pakistan india inggris, berjumlah sekitar 12 persen dari seluruh penduduk. Jadi, jumlah kaum muslim india lebih dari 100 juta jiwa dan merupakan sa;ah satu Negara berpenduduk paling banyak di dunia setelah Indonesia dan kira-kira sama dengan Pakistan dan banglades. Kaum muslim india tersebar tidak merata. Sekarang ini, di dataran gangga, wilayah yang dahulu jantung kerajaan mughal, kaum muslim tidak lebih dari 15 persen dari jumlah penduduk; di Kashmir mereka mayoritas; dan di Malabar, di barat daya, mereka sekitar seperempat dari jumlah penduduk. Kawasan-kawasan yang padat jumlah penduduknya terletak di barat laut dan di timur laun india inggris, sebagian besar mayoritas pertanian yang identifikasi religiusnya berhubungan dengan permukiman penduduk muslim pada priode penduduk muslim, menjadi bagian dari Pakistan saat india dan Pakistan terpisah.
Sebagian muslim india adalah sunni, dan kebanyakan bermadzah hanafi, dan sebagian bermadzah syafi’i di selatan (yang merefleksikan hubungan dagang samudra dan timur tengah). Sekitar 10 persen adalah syi’ah, umumnya istana asyariyah (imamiyah). Komunitas syi’ah yang tidak besar, tetapi penting, yakni ismailiyah di pimpin oleh aga khan-menjadikan Bombay menjadi tempat tinggal nya pada akhir abad ke 19 ; unsure inti kaum ismailiyah adalah pedagang yang berbasis dibagian barat daerah itu, kebanyakan kaum muslim sunni di anak benua ini terlibat dalam lembaga-lembaga tarekat : chistiya, suhrawardiyah, qadiriyah, dan naqsabandiyah. Ke empat tarekat itu, khususnya kuat di daerah ini. Anak benua ini memounyai tradisi-tradisi besar-berlanjut hingga kini-dalam kepemimpinan spiritual dan keilmuan.
Beragam perubahan kaum muslim diabad 19 dan 20, dan kemajemukan budaya, religious, dan politik mereka, merentangi spektrum pola yang menjadi ciri kaum muslim di seluruh dunia. Beberapa pemikir dan pemimpin di antaranya adalah : 
a.       Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW melalui Fatimah dan Ali dan dia dilahirkan di Delhi pada tahun 1817 M. Nenek dari Sayyaid Ahmad Khan adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istanah pada zaman Alamaghir II ( 1754-1759 ) dan dia sejak kecil mengenyang didikan tradisional dalam wilayah pengetahuan Agama dan belajar bahasa Arab dan juga pula belajar bahasa Persia. Ia adalah sesosok orang yang gemar membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan dia ketika berumur belasan tahun dia bekerja pada serikat India Timur. Bekerja pula sebagai Hakim, tetapi pada tahun 1846 ia kembali pulang kekota kelahirannya Delhi.
Di kota inilah dia gunakan waktunya dan kesempatannya untuk menimba ilmu serta bergaul dengan tokoh – tokoh , pemuka Agama dan sekaligus mempelajari serta melihat peninggalan – peninggalan kejayaan Islam, seperti Nawab Ahmad Baksh, Nawab Mustafa Khan,Hakim Mahmud Khan, dan Nawab Aminuddin. Selama di Delhi Sayyid Ahmad Khan memulai untuk mengarang yang mana karyanya yang pertama adalah Asar As – Sanadid. Dan pada tahun 1855 dia pindah ( hijrah ) ke Bijnore, di tempat ini pula dia tetap mengarang buku – buku penting mengenai Islam di India. Pada tahun 1857 terjadi pemberontakan dan kekacauan di akibatkan politik di Delhi yang menyebabkan timbulnya kekerasan (anarkis) terhadap penduduk India. Ketika dia melihat keadaan masyarakat India kususnya Delhi, ia berfikir untuk meninggalkan India menuju Mesir, tetapi dia sadar dan terketuk hatinya harus memperjuangkan umat Islam India agar memjadi maju, maka ia berusaha mencegah terjadinya kekerasan dan konflik, seta mejadi penolong orang Ingrish dari pembunuha, hingga di beri gelar Sir, tetapi ia menolaknya atas gelar yang di berikan tersebut. Pada tahun 1861 ia mendirikan sekolah Inggris di Muradabad, dan pada tahun 1878 ia juga mendirikan sekolah Mohammedan Angio Oriental College ( MAOC ) di Aligarh yang merupakan karya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan perkembangan dan kemajuan Islam di India.

Pemikiran – pemikiran Sayyid Ahmad Khan
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan dengan Muhammad Abduh di mesir , setelah Abduh berpisah dengan Jamaluddin Al- Afghani dan setelah sekembalinya dari pengasingan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama akal yang mendapat penghargaan tinggi dalam pandangannya. Meskipun dia sebagai penganut ajaran Islam yang taat dan mempercayai adanya kebenaran dari Tuhan adalah wahyu, tetapi di berpendapat bahwa akal bukan segalanya bagi manusia dan kekuatan akal hanyalah terbatas yang sifatnya relative.
Dan menurut Ahmad Khan bahwasannya keyakinan, kekuatan dan kebebasan akal yang menjadikan manusia menjadi bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatab sesuai yang dia inginkan. Jadi pemikirannya itu mempunyai kesamaan dengan pemikiran Qodariyah, Contohnya manusia telah di anugrai oleh Allah berbagai macam daya, di antaranya adalah daya fakir yang berupa akal, dan daya fikir untuk merealisasikan kehendak yang di inginkannya. Dan barang siapa yang percaya terhadap hukum alam dan kuatnya mempertahankan konsep hukum alam ia di anggap sebagai orang yang kafir.
Umat Islam yang berdomisili di India mengalami kemerosotan dan kemunduran sebagai mana yang di kemukakan oleh Ahmad Kahn yaitu di karenakan mereka tidak mengikuti perkembangan zaman yang sedang berlangsung mereka cenderung mengikuti pendahulu mereka, tetapi bahwasanya ia menentang keras dengan faham Taklid, sebagaimana yang dianut dalam faham Qodariyah. Dan juga sebab kemunduran Islam di India dikarenakan mereka terlena dengan gaung peradapan Islam klasik sehingga mereka tidak menyadari bahwa peradapan baru telah tumbuh dan bermunculan di Barat. Timbulnya peradapan serta kemajuan ini di dasari oleh Ilmu pengetahuan dan teknologi pada orang-orang Barat tersebut.
Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat dan Nature ( sunnatullah )bagi setiap mahkluk-Nya yangtetap dan tidak berubah. Menurutnya Islam adalah agama yang paling sesuai dengan hukum alam dan Al-quran adalah
firman-Nya. Maka sudah barang tentu sejalan dan tidak ada pertentangan. Dia tidak mau dalam suatu pemikirannya terganggu dan terbatasi oleh orentasi Hadist dan Fiqih, di karenakan segala sesuatu diukur dengan kritik rasional, serta menolak segala yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil Al-qur’an sebagai landasan dan pedoman Islam, sedang yang lainnya hanyalah membantu dan kurang begitu penting. Contohnya, atas penolakan Hadist dikarenakan berisi moralitas Masyarakat Islam pada abad pertama ataupun pada abad ke dua sewaktu Hadist dikumpulkan dan dikodifikasikan. Sedangkan hukum Fiqih menurutnya berisi tentang moralitas masyarakat sampai saat timbulnya mazhab – mazhab dan menolak taqlid. Sebagai konskuensi dari penolakan taqlid tersebut Khan memandang perlu sekali untuk di adakannya ijtihad – ijtihat baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran – ajaran Islam dengansituasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan.

b.      Syed Amir Ali
Syed Amir Ali (1849-1928) ialah sarjana Islam India dan menjadi pensyarah di Universiti Muslim Aligard . Sumbangan beliau begitu bermakna bagi menentang kritikan orientalis barat terhadap Islam terutama isu poligamiperhambaanhak asasi manusiapendidikan Islam dan lain-lain Tulisan-tulisan beliau begitu bermakna, mendalam dan berdasarkan kajian yang konfrehensif.Beliau turut menandatangani Petisyen Quran 1906 dan menjadi pengasas Liga Muslim Seluruh India dan sezaman dengan Muhamad Iqbal.
Susur galur Syed Amir Ali berkait dengan keturunan Imam ke-8, Ali Al-Raza dan seterusnya kepada nabi Muhammad. Nenek moyang memegang jabatan penting semasa Shah Abbas II Parsi dan terlibat semasa Shah Yang Nadir menawan India.
Selepas rampasan Delhi keluarga beliau berkhidmat dengan Muhammad Shah, Moyang lainnya terlibat dalam pertempuran Panipat dengan Marhattas. Apabila datuknya telah mati, bapanya Saadat Ali Khan membawa beliau untuk dijaga oleh bapa saudaranya.
Syed Amir Ali lahir pada 6 April 1849 di Cuttack , Orissa , India .Anak kelima kepada Syed Saadat Ali. Keluarga mereka pindah ke Calcutta dan ke Chinsura serta bergaul dengan golongan elit di sana. Beliau menerima pendidikan yang disediakan oleh pihak penjajah British.Mendapat ijazah di Universiti Calcutta tahun 1867 dan sarjana jurusan Sejarah 1868. Seterusnya belajar undang-undang pada tahun 1869 dan memulakan khidmat guaaman di Calcutta.
Beliau berhijrah ke London dan bergaul dengan golongan elit di London dan menerima pemikiran liberal semasa. 1873 beliau berkhidmat sebagai penguat di Mahkamah Tinggi Calcutta setelah kembali ke India.1874 beliau dilantik sebagai pensyarah di Universiti Calcutta, India. Kemudian mengajar undang-undang Islam di Presidency College .1878 Syed Amir Ali menyertai Majlis Perundangan Bengal . 1880 melawat England selama setahun. 1883 menyertai Majlis Gabenor Jeneral India dan menjadi profesor undang-undang di Universiti Calcutta 1881. 1877 mengasaskan Pertubuhan Kebangsaan Muhamadan. Beliau adalah orang India pertama diterima menyertai Privi Council dan menjadi Law Lord. 1910 mengasaskan masjid pertama di  London dan menubuhkan Tabung Masjid London dan sentiasa berjuang bagi kepentingan kebajikan orang Islam di London. 1904 bersara dan memutuskan untuk tinggal di England. Akhirnya beliau meninggal pada 4 Agustus 1928 di SussexEngland.

c.       Muhammad Iqbal
Muhammad iqbal lahir di Sialkot dan melanjutkan studinya di Punjab sampai memperoleh gelar MA. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorongnya melanjutkan studinya ke inggris. Pada tahun 1905 ia masuk universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke munic, jerman hingga memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang tasawwuf, dengan disertainya The Development of Metafiphysics in Persia (perkembangan metafisika di persia).
Pada tahun 1908, Muhammad iqbal kembali ke Lahore, disamping bekerja sebagai pengacara ia menjadi dosen filsafat. Hasil ceramahnya di berbagai universitas di india kemudian dibukukan menjadi buku dengan judul The Recontruction of Relegious Thought in islam.
Sejak tahun 1930 ia terlibat dalam politik praktis dan terpilih menjadi presiden liga muslim. Muhammad iqbal meniggal dalam usia enam puluh dua tahun.
Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad iqbal adalah penyair dan filosuf. Tetapi pemikiranya tentang kemunduran umat islam dan kemajuan umat islam mempunyai pengaruh yang sangat luas pada pembaharuan dalam islam.
Pemikiranya tentang pembaharuan pemikiran dalam islam antara lain :
a)      Kemunduran umat islam selama lima abad terakhir karena kebekuan dalam pemikiran
b)      Hukum islam sudah dikatakan sudah statis. Menurutnya, hukum islam tidak bersifat statis, namun dapat berubah sesuai situasi dan kondusi. Karena itu, ia berpendapat bahwa pintu ijtihad tidak di tutup.
c)      Ajaran zuhud yang terdapat adalah ajaran tasawwuf. Sifat zuhud adalah tasawwuf mengajarkan bahwa perhatian umat islam harus dipusatkan kepada tuhan dan apa-apa yang berada dibalik alam materi. Ajaran ini yang pada ikahirnya mengakibatkan umat islam kurang persoalan dunia dan kemasyarakatan.
d)     Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme. Pada zaman klasik, islam sangat tampak dinamis, karna adanya keyakinan dan system social yang dipusatkan pada Al-Qur’an.
e)      Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaina akal dalam memahami ayat atau tanda yang ada dialam semesta. Orang-orang yang tidak memahami tanda itu akan buta terhadap masa depan.
f)       Dalam pemikiran pembaharuan, barat bukan sebagai model. Ia menolak kapitalisme dan imprealisme barat, tetapi menerima sosialisme. Ia melihat ada persamaan antara islam dan sosialisme. Tetapi barat, menurutnya banyak dipengaruhi oleh matrealisme yang telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil dari barat adalah sains dan tekniloginya.

















B.     Pembaharuan Islam Di Pakistan
Pakistan merupakan negara federal dengan sistem parlemen yang terdiri dari 4 provinsi dan 4 daerah federal. Dengan penduduk lebih dari 170 juta orang, Pakistan menjadi salah satu negara terpadat di dunia dan memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia setelah Indonesia.Pakistan juga merupakan negara yang memiliki multi-etnis dan memiliki variasi dari segi geografis. Di masa setelah kemerdekaan, Pakistan mengalami ketidakstabilan dalam pemerintah dan konflik yang terus terjadi dengan negara tetangga terdekatnya, India. Negara ini memiliki berbagai tantangan dan masalah, seperti kemiskinan, buta aksarakorupsi serta serangan teroris.
Nama Pakistan berarti tanah yang murni dalam bahasa Urdu maupun bahasa Persia. Nama ini dicetuskan sebagai Pakistan oleh Choudhary Rahmat Ali, seorang tokoh gerakan Pakistan yang menerbitkan sebuah pamflet berjudul (Now or Never) Nama ini juga merupakan sebuah portmanteau dari nama-nama etnis utama yang terdapat di Pakistan yaitu : Punjab, Afgan, KashmIr, Sindh, dan Baluchistan.
Di Pakistan sendiri pembaharuan-pembaharuan islam juga berlangsung dan diantara tokoh-tokohnya dalah :
a.       Abul a’la al maududi
Antara Jahiliyah dan Islam Perilaku individu dan masyarakat dikonstruk dari pemikirannya tentang problem-problem mendasar dalam kehidupan. Pertanyaan tentang alam, hidup, pencipta, juga tujuan hidupnya. Pembeda utama antara Islam dan jahiliyah adalah pada metodologi yang digunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan metafisis ini. Maududi mengidentifikasi tiga metodologi dasar yang digunakan manusia untuk menjawab problem-problem ini. Pertama, dengan menggunakan persepsi inderawi semata-mata. Kedua, menggunakan persepsi inderawi yang dibimbing nalar spekulatif.Ketiga, jalan kenabian. Dua yang pertama merupakan latar pemikiran jahiliyah. Jalan kenabian adalah latar pemikiran Islam. Jalan jahiliyah terbentang dalam beberapa paham. Ateisme, politeisme, dan monastisisme. Ateisme, yang menyatakan tidak ada pencipta semesta ini, tidak ada kenyataan yang sesungguhnya kecuali kehidupan dunia, hanya kebetulan yang melemparkan manusia ke panggung kehidupan. Ateisme ini terbentuk dari jalan inderawi semata untuk memahami dunia. Politeisme, paham banyak tuhan; sebuah hasil imajinasi manusia. Monastisisme adalah cabang politeisme dengan titik tekan pada pengingkaran terhadap kehidupan dunia, raga adalah penghalang jiwa untuk meraih kebahagiaan.

Islam, melalui metodologi kenabian, dibangun di atas dasar-dasar berikut.
1.      Allah adalah pencipta alam semesta. Allah adalah penguasa, pemiliki dan pengurus makhluk-makhluknya.
2.      Manusia adalah subjek bagi perintah Allah. Manusia diberikan kebebasa untuk mengikuti atau menolak petunjuk-Nya.
3.      Petunjuk-Nya dibawa oleh para nabi.
4.      Dengan demikian hidup manusia di dunia adalah dalam rangka ujian. Dan pada akhirnya manusia harus mempertanggung jawabkan kehidupannya pada hari akhirat.
5.      Kekuasaan jurisdiksi dan kedaulatan hukum tertinggi (hakimiyah) hanya bagi Allah.
6.      Misi utama nabi adalah menegakkan kedaulatan Allah dalam kehidupan ini.
Dari keterangan di atas bisa dipahami perbedaan mendasar antara jahiliyah dan Islam adalah pada jawaban dan metode terhadap pertanyaan-pertanyaan metafisis yang ada dalam kehidupan manusia. Hal yang selalu ditekankan oleh al Maududi terkait dengan konsepsi Islam adalah pandangan tentang kekuasaan jurisdiksi dan kedaulatan hukum (al hakimiyah) bagi Allah semata. Pandangan ini menjadi titik sentral elaborasi al Maududi terhadap Islam. Ketika menjelaskan pengertian terminologi-terminologi utama dalam al Qur’an (al ilah, ar rabb, al ibadah, dan ad dien) konsep al hakimiyah ini merupakan poros utama. Demikian pula ketika ia menjelaskan tentang teori politik dan pergerakan Islam. Rekonstruksi sejarah kenabian bagi al Maududi adalah rekonstruksi penegakan kedaulatan Allah di muka bumi sebagai misi utama kenabian.
Penafsiran Sejarah Melalui kerangka teoritis di atas ukuran sejarah bagi al Maududi adalah wujudnya kedaulatan Allah itu. Masa kenabian dan khilafah rasyidah adalah masa islami sejarah umat. Pasca khilafah rasyidah, kejahiliyahan mulai masuk ke dalam tubuh umat. Pada permulaannya yang menjadi korban utama jahiliyah adalah sistem politik umat yang berubah dari khilafah menjadi kerajaan, korban jahiliyah kesukuan. Pada masa-masa selanjutnya tipe-tipe jahiliyah (ateisme, politeisme, monastisisme-kebiaraan) mulai merasuk ke dalam tubuh umat.
Walau demikian perlu dicatat bahwa pengaruh Islam tidak serta merta lenyap. Pengaruh dakwah Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah merasuk sedemikian dalam ke dalam sejarah. Walau secara politik pengaruh Islam mulai melemah (dalam bentuk implementasi ideal dari hukum Allah), di wilayah-wilayah pemikiran teologis, spiritual misalnya Islam adalah faktor dominan. Juga perlu diperhatikan walaupun secara politik umat terpelanting ke dalam kondisi tidak ideal, ini tidak menghalangi munculnya orang-orang yang adil dalam kepemimpinannya. Apalagi jika dibandingkan orang-orang semasa dari peradaban lain dalam sejarah.
Gerakan Pembaharuan (Tajdid) Hilangnya idealisme Islam dalam kenyataan dalam sejarahnya membuahkan gerakan pembaharuan (tajdid) yang dipelopori oleh para tokoh pembaharu (mujadid). Dari sisi doktrinal pembaharuan adalah kebutuhan. Tetapi al Maududi menyatakan gerakan pembaruan tidak mesti direpresentasikan dalam wujud satu orang, tetapi bisa dalam satu kelompok orang. Tokoh awal yang sering didaulat sebagai pembaharu dalam sejarah Islam adalah Umar bin Abdul Aziz.
Berdasarkan konsepsi teoritis di atas adalah mudah dipahami jika kemudian al Maududi membangun kriteria bagi pembaharu. Tiga ciri yang dimiliki oleh setiap mujadid adalah diagnosis terhadap penyakit umat, skema reformasi dan penilaian terhadap kemampuan diri dan sumber daya. Ciri yang lain meliputi revolusi intelektual, praktek reformasi, ijtihad, revitalisasi sistem islam dan menyebaran sistem islam ke seluruh dunia. Ciri-ciri ini pada dasarnya adalah ciri bagi mujadid ideal. Dalam penilaian Al Maududi sejarah mujadid ideal ini belumlah muncul. Konsepsi ini adalah tafsirannya terkait dengan konsep al mahdi dalam Islam. Jadi al mahdi adalah mujadid ideal yang melalukan proses pembaharuan secara menyeluruh, utamanya menegakkan sistem islam (kedaulatan islam). Yang muncul dalam sejarah pada umumnya adalah tipe mujadid parsial. Umar bin Abdul Aziz, empat imam mazhab, imam Ghazali, Ibn Taimiyah, Ahmad Sirhindi dan Syah Waliullah Ad Dehlawi adalah representasi gerakan pembaruan dalam tubuh umat, dengan konsentrasi mereka masing-masing.
Kritik An Nadwi Pandangan Al Maududi ini bukan berarti tanpa kritik. Abul Hasan An Nadwi memberikan kritik terhadap pandangan-pandangan Al Maududi. Pokok kritiknya yang utama adalah pada sisi tafsir politis (tafsir siyasi) atas konsep-konsep dasar Islam (al ilah, ar rabb, al ibadah, dan ad dien) yang dilakukan oleh Al Maududi. An Nadwi menilai Al Maududi terlalu mereduksi konsep-konsep ini menjadi konsep politik dan menjadikan Islam sekedar relasi kekuasaan antara Tuhan dan manusia, juga menyamakan penegakan agama (iqamat addien) sebagai pendirian negara Islam semata (semacam proyek politik). Bagi An Nadwi penafsiran metafisis secara politis seperti ini tidak tepat, relasi manusia dan Tuhan lebih komprehensif ditinjau dari sisi relasi “cinta” dan “realisasi Kebenaran”.
An Nadwi menyetujui kebutuhan akan adanya negara Islam sebagaimana Al Maududi. Tetapi, tesis Al Maududi tentang tugas nabi untuk mendirikan kedaulatan Ilahi di dunia (dengan pendirian negara Islam) bagi An Nadwi adalah pembacaan yang salah terhadap konsep kenabian. Tugas utama nabi bagi An Nadwi adalah mendakwahkan ibadah kepada Allah semata dan mendidik manusia mengerjakan amal saleh. Demikian pula An Nadwi mengkritik Al Maududi yang memandang fungsi ibadah dalam Islam (shalat dan dzikir misalnya) hanya sebagai alat atau sarana pelatihan (training) bagi manusia sebagai subjek negara Islam. Ibadat dengan demikian menjadi alat bagi pendirian negara Islam. An Nadwi menilai, justru kebalikannya yang benar.
Jika kita membaca tulisan An Nadwi mengenai gerakan pembaharuan Islam, kita juga akan mendapatkan di sana semacam kritik terhadap pemikiran Al Maududi, walaupun tidak secara langsung. Penentuan kriteria ideal bagi setiap pembaharu bagi An Nadwi adalah tidak tepat, apalangi sekedar menjadikan usaha untuk mendirikan negara Islam atau khilafah ideal bagi tugas pembaharuan mereka. Masing-masing pembaharu memiliki permasalahan historisnya sendiri-sendiri. Apresiasi kita terhadap kerja pembaharuan mereka harus memperhatikan konteks permasalahan sosial politik yang ada di masanya masing-masing.