“ALHAMDULILLAH,
sebentar lagi nyampek” guman pemuda itu sambil melirik jam di hanpondnya. Ia
sesekali melihat keluar bus puspa yang membawanya. Beberapa kali ia ucapkan tahmid,
saat ia melihat hamparan hijau persawahan yang menyejukkan matanya. Subhanallah,
begitu indah ciptaanmu Rabby… guman hati kecilnya bersyukur.
“terminal, terminal, terminal..teriak kernet bus mini itu membuaat
faris berdiri siap-siap untuk turun. Bismillah, ucapan yang sangat
dianjurkan dalam islam ketika memulai hal yang baik itu keluaar dari bibir Faris.
Sejenak ia membetulkan tas dipunggungnya. Pandangannya melihat sekitar, begitu
teduh suasana terminal mungil ini, bisiknya dalam hati. Sebuah terminal yang
paling teduh, tidak bising, tidak semrawut sebagai mana terminal lain yang perna ia singgahi.
“ mau kemana mas?” seorang kernet bus jurusan antar profinsi menghampirinya. Faris hanya
tersenyum sambil menunjuk suwatu tempat. Masjid, faris ingin menunaikan sholat
dhuha sebelum berziarah kemakan kiai hasyim asy’ari dan keluarga. Ditengah
perjalanan faris tak henti-hentinya takjub dengan pesona jombang. Selogan jombang
beriman benar-benar berimpas kepada penduduknya. Para pengamen pun turut
menebarkan tembang-tembang islam. Masya Allah, sebuah kota yang sangat
menakjubkan. Puji faris dalam hati.
Subhanallah, faris tak henti-hentinya bertakbir
memuji dan bersyukur, didepan pandangan alam begitu indah. Sebuah keindahan
yang tidak perna ia bayangkan, puluhan istana megah bertabur batu mulia.
Gemericik arus sungai yang merdu seakan menambah kemolekan taman indah yang
faris tidak perna ia temukan sebelumnya. Mendadak dada faris bergemuru. Yaya!.
Seorang jelita yang beberapa mingu lalu ia temui, seorang dara yang mengetarkan
hatinya, seorang gadis yang begitu mempesona, seorang berjiblab
anggun yang keindahan aura wajahnya masih terbayang sampai saat ini. Jelita
yang kecantikannya membela semesta itu ada dihadapannya!.
“kok kamu ada disini dik?” Tanya faris sedikit kaget, ia tidak
percaya kalau akan bertemu dengannya. Cahaya bening mata jelita itu tela mebuat
detak jantungnya tak bernada. Yang ditanya hanya tersenyum lembut, masya
allah,.. lesung pipi kirinya membuat dada faris tak karuan.
“kita liat-liat sekitar yuk mas?” faris tidak dapat menolak, mana
mungkin ia berdaya ketika berada dihadapan yaya?. Jelita itu membuat
sendi-sendi tubuhnya rapuh.
“indah yah mas?” faris hanya mengganguk pelan, jatung makin
brdetak tak menentu ketika pandangan beradu dengan yaya. Ya allah, begitu
indah lukisanmu, begitu mempesona sulamanmu, jerit faris dalang relung
hatinya. Faris tidak tahu bagaimana meluapkan kebahagiaannya, jalan setapak
yang begitu bersih membuad dirinya tak henti-hentinya bertasbih, taman-taman
kecil dengan seribu bunga tertata rapi
didepan istana-istana megah, membuat faris selalu memuji dan bersyukur. Dan,
berjalan dengan seorang jelita yang menjadi cahaya di hatinya begitu menghentak
lubuknya. Hentakan itu mustahil diuraikan dengan sebuah kata. Gemerlap
pernik-pernik kerlip bintang yang eksotis, seterang senyum purnama yang mengagungkan,
belum menandingi keindahan dan keelokan rangkaian syahdu disanubarinya. Seakan,
percik-percik air sungai yang bening disepanjang jalan beralun nada-nada merdu,
menumpahkan getaran-getaran yang menghiasi lubuknya yang bersenandu rindu.
“mulai kapan adik pakai cincin?” yang ditanya hanya tersenyum
sambil menunjukkan cincin dijari manisnya.
“di kasih teman mas”
“itu kebesaran dan kaya’nya tidak cocok buat adek, coba pakai
cincin ini” faris kemudian melepaskan cincin di tangannya dan memakaikan ke
tangan yaya. Gadis itu hanya diam menurut sambil tersenyum, faris tidak tau
kenapa ia berani menyentuh gadis itu.
“wah, pas mas..” ucap yaya girang, melihat cincin itu pas dan
cocok ditangan nya. Sedangkan faris, merangkai juntai-juntai keindahan dalam dadanya.
“ini buat mas ya” jelita
itu memegang tangan faris dan memakaikan cincin.
“hem, kaya’nya itu cocok untuk mas faris deh” kata yaya dengan
senyuman yang menohok jantung faris. Begitu indah.
“kita kesana yuk?” faris menoleh ketempat yang dituju yaya.
“kaya’nya ada keramaian tuh mas” tambah gadis itu.
“itu kan jauh dek” kata faris sambil memanjangkan lehernya
menengadah.
“ada
sepeda pancal tuh mas” mau ga’ mas faris boncengin adik?” faris tersenyum
mengiyakan. Faris seketika menemukan keindahan yang mencapai puncaknya. Tidak
ada pesona yangmelebihi ia rasakan, tidak ada kesyahduan selain kesyahduan yang
ia rasakan. Sepertinya ia ingin sekali melukis kanfas semesta untuk meluapkan
kebenderangan isi hatinya. Faris menoleh kebelakang, masya Allah.. senyum yaya
semakinmengetarkan hatinya.
@@@@
“sudah sampai babat mas”
“astagfirullah..” faris menghela nafasnya dalam-dalam. Ada
beberapa getaran dihatinya yang masih ia rasakan. Ya Allah.. keindahan itu
hanyalah sebuah mimpi? Jerit faris dalam hati. Ia sangat sadar kalau
percik-percik samar yang berdetup dilubuknya hanya sebuah fragmen yang tidak
benar-benar nyata. Hanya sebuah mimpi. Yah, hanya mimpi. Faris makin yakin
ketika ia cubit kulitnya, sakit dan nyata.
Faris menumpahkan segala gemuru dadanya dalam hempasan nafas yang
dalam. Alisnya sedikit menyatu, handpone disakunya bordering. Sms pikirnya.
Udah yampek mana mas? Ati2 dijalan ya.. jangan lupa sms adek kalau
nyampek. Adikmu, yaya.
Astagfirullah… kembali denyut nadi dan
suasana hati faris berhentak, sms itu adalah dari jelita yang menghiyasi
mimpinya. Taukah kalau masmu ini merangkai keindahan bersamamu dalam mimpi?
Taukah ketika itu kita tukar cincin selayaknya orang bertunangan? Dan kita menuju suatu keramaian, itukah
pernikahan? Rintihan faris yang paling dalam. Ah, astaghfirullah.. faris
berjalan gontai. Ia tahu kalau asanya, citanya, cintanya, belum mau menyulam
gemertak yang semakinkentara disanubarinya. Hanya dalam mimpinyalah yang sudah
mengekang dayanya.
Duhai..
Mengapa hati ini tak selalu berdaya
Saat senyumnya datang menggoda
Kenapa sanubari ini terlalu bergelora
Bila kelebat bayangnya kentara
Rabby..
Kekanglah getar yang merindu
Hapuskanlah detak yang menderu
Buanglah pesona yang menyahdu
Agar isyarat kalbu terus mencumbuhmu
Ya allah…
Demi dzatmu yang maha terkasih
Sulamlah keridhoan dan rahmatmu
Pada setiap derap langka cita dan cinta hati
hamba….
JOMBANG SENYUMMU
TERLALU MEMPESONA
@amzamus
01 november 2011
Ketika
senyum seorang jelita Mengetarkan seisi
lubuk
No comments :
Post a Comment